Kahyangan Jagat Berdasarkan Konsep Catur Loka Pala
![]() |
Pura Pucak Mangu (Source : arika's blog) |
Konsepsi Catur Loka Pala tak
lepas dari konsep ruang yang menitik beratkan kepada esensi keseimbangan unsur
semesta dengan merepresentasi arah mata angin. Selain sebagai konsep
arsitektur, dalam Padma Bhuwana Tattwa, konsep Catur Loka Pala disebut-sebut sebagai konsep pemujaan terhadap Tuhan.
Konsep ini menitik
beratkan tujuan pemujaan Tuhan sebagai pelindung dan menjaga rasa aman (raksanam). Catur
Loka Pala merupakan simbolisasi dari empat arah mata angin yang utama seperti :
·
purwa (timur),
·
daksina (selatan),
·
pascima (barat), dan
·
uttara (utara)
Keempat arah ini dimaknai sebagai wujud
pelindung alam semesta. Dengan kata lain, perlindungan Ida Sanghyang Widhi
dengan segala aspek manifestasiNya tercermin dalam ruang gerak arah mata angin
nyatur desa.
Dengan demikian, Catur Loka Pala dalam pengertiannya sebagai empat hal yang menjadi
pelindung alam semesta, di Bali diwujudkan dengan simbol empat pura yaitu :
1.
Pura Lempuyang, tempat memuja Tuhan di arah timur (purwa),
2.
Pura Luhur Batukaru, tempat memuja Tuhan di arah barat (pascima),
3.
Pura Andakasa, tempat memuja Tuhandi arah selatan (daksina),
4.
Pura Puncak Mangu, tempat memuja Tuhan di arah utara (uttara).
Konsepsi Catur
Loka Pala memiliki keterkaitan dengan Cadu sakti. Secara
etimologis, Cadu sakti berasal dari kata “cadu”
dan “sakti”. “Cadu” berarti empat dan “sakti” berarti
kekuatan atau kemahakuasaan. Jadi Cadu Sakti adalah empat
kekuatan atau kemahakuasaan ida sang hyang widhi wasa. Keempat kekuatan atau
kemahakuasaan yang dimaksud, yaitu :
1.
Prabu sakti :
sang hyang widhi bersifat maha kuasa, menguasai jagat.
2.
Wibhu sakti :
sang hyang widhi bersifat maha ada meresap dan meliputi seluruh jagat.
3.
Jnana sakti :
sang hyang widhi bersifat maha tau, mengetahui seglaa perbuatan kita.
4.
Kriya sakti :
sifat sang hyang widhi maha karya, berbuat apa saja yang dikehendaki.